STUDI PEMAHAMAN DAN PERSEPSI REMAJA TENTANG SEKSUALITAS DI ERA DIGITAL DI DESA TABEAK BLAU KECAMATAN LEBONG ATAS KABUPATEN LEBONG PROVINSI BENGKULU

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk memahami pemahaman dan persepsi remaja pedesaan tentang seksualitas di era digital, dengan studi kasus di Desa Tabeak Belau, Kecamatan Lebong Atas, Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu. Menggunakan metode kualitatif dan pendekatan studi kasus, penelitian ini melibatkan 13 informan yang terdiri dari kepala desa, enam remaja yang menikah dini, dan enam orang tua mereka. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, kemudian dianalisis melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Analisis didasarkan pada Teori Interaksionisme Simbolik Mead. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja memahami seksualitas sebagai sesuatu yang umum dan mudah diakses melalui internet. Berdasarkan Teori Interaksionisme Simbolik Mead, makna seksualitas bagi remaja terbentuk melalui interaksi sosial dengan teman sebaya, media sosial, serta pengalaman pribadi. Meskipun mereka sadar akan risiko hubungan seksual sebelum menikah, simbol dan makna yang dikonstruksikan dalam lingkungan sosial mereka membuat seksualitas dipandang sebagai hal wajar. Persepsi remaja dipengaruhi oleh simbol pacaran sebagai bentuk komitmen, di mana hubungan seksual dianggap sebagai ekspresi kasih sayang dan kedekatan emosional. Proses pembentukan identitas diri remaja juga dipengaruhi oleh bagaimana mereka memaknai seksualitas dalam konteks sosialnya, termasuk tekanan sosial dan ekspektasi dari kelompok sebaya. Studi ini mengungkap bagaimana teknologi dan interaksi sosial membentuk pemahaman serta perilaku remaja terkait seksualitas di era digital, sejalan dengan prinsip-prinsip Teori Interaksionisme Simbolik yang menekankan bahwa makna muncul dari proses sosial dan hubungan antarindividu.