Germination Characteristics and Flavonoid Levels in Sorghum Extracts of Super 1 Variety under Various Levels of Drought Stress

Karakteristik Perkecambahan dan Kadar Flavonoid dalam Ekstrak Sorgum Varietas Super 1 pada Beragam Tingkat Cekaman Kekeringan

Penulis

  • Edi Susilo Universitas Ratu Samban
  • Hesti Pujiwati Program Studi Agroekoteknologi, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakutas Pertanian, Universitas Bengkulu, Jl. WR Supratman Kandang Limun Kota Bengkulu, Propinsi Bengkulu, Indonesia
  • Wismalinda Rita Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian dan Peternakan, Universitas Muhammadiyah Bengkulu, Jl. Bali Kota Bengkulu, Bengkulu, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.36085/agrotek.v20i1.7633

Abstrak

Bioherbisida berbasis alelopati tanaman sorgum yang tercekam kekeringan merupakan suatu langkah konkrit pertanian berkelanjutan. Tujuan untuk mengidentifikasi karakteristik perkecambahan benih sorgum serta kadar flavonoid dalam ekstraknya pada berbagai tingkat cekaman kekeringan. Bahan ekstrak disiapkan pada bulan Juni hingga Agustus 2024 di Rumah Kaca Universitas Bengkulu, Desa Kandang Limun, Kota Bengkulu, dan uji bioassay dilakukan pada bulan Agustus 2024 di Pematang Gubernur, Muara Bangkahulu, Kota Bengkulu. Analisis flavonoid dilakukan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gadjah Mada pada bulan Agustus 2024. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor. Satu varietas sorgum yaitu Super 1 ditanam dengan perlakuan cekaman air melalui pola penyiraman setiap hari, 2 hari sekali, 3 hari sekali, 4 hari sekali, dan 5 hari sekali. Unit percobaan berupa cawan petri, dan percobaan diulang sebanyak empat kali. Metode bioassay cawan petri diterapkan dalam percobaan ini. Setiap cawan petri diberi 10 mL ekstrak air, dan 25 biji kacang hijau ditanam dan diinkubasi selama tiga hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar flavonoid tertinggi dicapai oleh pola penyiraman setiap 4 hari sekali (4121,00 µg/g), kadar flavoid tertinggi kedua yaitu Super 1 + setiap 5 hari sekali. Penghambatan kecambah tertinggi dicapai oleh pola penyiraman 5 hari sekali. Semakin tinggi tingkat cekaman maka semakin tinggi tingkat penghambatan perkecambahan benih, sehingga berpotensi sebagai bioherbisida terbaik. 

 

File Tambahan

Diterbitkan

2025-07-14
Abstrak viewed = 1 times