PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DENGAN PERLAKUAN MEDIA TUMBUH PELEPAH SAWIT DAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

Authors

  • Farida Aryani Fakultas Pertanian Unihaz Bengkulu
  • Nurseha Fakultas Pertanian Unihaz Bengkulu
  • Nurlianti Pratiwi Fakultas Pertanian Unihaz Bengkulu
  • Anggi Ningrum Komala Devi Fakultas Pertanian Unihaz Bengkulu
  • Neti Kesumawati Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Muhammadiyah Bengkulu

DOI:

https://doi.org/10.36085/agrotek.v18i1.5025

Abstract

 

Jamur tiram putih merupakan jenis jamur kayu yang termasuk dalam jenis tanaman pangan yang banyak digunakan oleh masyarakat, karena memiliki gizi yang tinggi dan tidak mengandung racun, serta bermanfaat untuk kesehatan antara lain dapat menurunkan kolesterol dan memperlancar pencernaan, sehingga jamur tiram putih sangat baik untuk dikembangkan guna memenuhi kebutuhan masyarakat.

Penelitian ini telah dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media tumbuh Pelepah Sawit (PS) dan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) terhadap pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih, dan untuk mengetahui komposisi terbaik media tumbuh Pelepah Sawit (PS) dan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) bagi pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 (enam) taraf perlakuan, dan 4 (empat) ulangan, setiap unit perlakuan terdiri dari 4 (empat) baglog, 6 (enam) taraf perlakuan tersebut adalah :

B0 : Serbuk gergaji kayu 80% + B 15% + TJ 3% + K 2%  (kontrol), B1 : PS 80% + TKKS 0% + B 15% + TJ 3% + K 2%, B2 : PS 70% + TKKS 10% + B 15% + TJ 3% + K 2%, B3 : PS 60% + TKKS 20% + B 15% + TJ 3% + K 2%, B4 : PS 50% + TKKS 30% + B 15% + TJ 3% + K 2%, B5 : PS 40% + TKKS 40% + B 15% + TJ 3% + K 2%. (PS : Pelepah Sawit, TKKS : Tandan Kosong Kelapa Sawit, B : Bekatul, TJ : Tepung Jagung, K : Kapur).

Berdasarkan uji lanjut BNT 5%, menunjukkan pertumbuhan miselium perlakuan BO berbeda, tidak nyata dengan perlakuan B2 dan B3 pada umur 39 HIS, 44 HIS, 49 HIS, 50 HIS, tetapi berbeda sangat nyata dengan perlakuan B1, B4 dan B5. Sedangkan pada diameter tudung buah panen kedua perlakuan B0 berbeda tidak nyata denan perlakuan B2, tetapi pada panen ketiga perlakuan B0 berbeda sangat nyata dengan perlakuan B2, tetapi pada panen ketiga perlakuan B0 berbeda sangat nyata dengan perlakuan B1, B2, B3, B4 dan B5, namun perlakuan dengan perlakuan pelepah sawit (PS) + Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) yang terbaik adalah perlakuan B2 (5,39). Demikian perlakuan PS + TKKS pada panjang tangkai yang terbaik adalah perlakuan B2 (12,31) yang berbeda sangat nyata dengan perlakuan B0 (12, 53), B1 (11,63), B3 (11,13), B4 (11,40), B5 (10,73). Sedangkan pada jumlah tudung buah perlakuan B0 berbeda tidak nyata dengan perlakuan B2 baik pada panen kedua maupun pada panen ketiga. Pada bobot segar jamur tiram putih pada panen pertama, kedua dan ketiga perlakuan B0 berbeda sangat nyata dengan perlakuan B1, B2, B3, B4, B5, tetapi perlakuan B2 memberikan hasil terbaik untuk perlakuan PS + TKKS (100, 07, 77, 72, 69, 31). Berarti disini perlakuan B2 : PS 70% + TKKS 10% + B15% + TJ 3% + K 2% dapat mensubstitusi perlakuan B0 untuk pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih.

Kata kunci : jamur tiram putih, media tumbuh, serbuk gergaji, pelepah sawit, tandan kosong kelapa sawit.

Additional Files

Published

2023-07-26
Abstract viewed = 56 times