Penyimpangan Perilaku Seksual Lelaki Seks Lelaki (LSL) di Kota Pekanbaru Tahun 2018

Authors

  • alhidayati yati STIKes Hang Tuah Pekanbaru
  • Dami Yanthi Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat
  • Yesi Harnani STIKes Hang Tuah Pekanbaru
  • Syukaisih . STIKes Hang Tuah Pekanbaru
  • Risa Amalia STIKes Hang Tuah Pekanbaru

DOI:

https://doi.org/10.36085/avicenna.v15i3.1235

Keywords:

Penyimpangan Perilaku, Lelaki Seks Lelaki (LSL), Kota Pekanbaru Tahun 2018

Abstract

 

Lelaki Seks Lelaki (LSL) merupakan istilah untuk orang yang tertarik secara personal, emosional, seksual, atau paduan ketiganya, kepada orang berjenis kelamin sama dengannya. Indonesia diestimasikan terdapat 766.390 LSL. Cakupan upaya pencegahan pada populasi dilaporkan masih rendah, baru sekitar 10% (KPA, 2010). Keberadaan komunitas LSL menimbulkan dampak yang tidak sedikit, tidak hanya terkait dengan masalah kesehatan saja, akan tetapi hal itu juga berpengaruh terhadap kehidupan sosial si pelaku. Dampak negative pada kesehatan diri si pelaku, adalah bisa menyebabkan berbagai jenis infeksi penyakit  yang berbahaya, seperti : HIV/AIDS, penyakit kelamin (sifilis, gonore, herpes genital dan lain-lain), dan gangguan system reproduksi. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi seseorang menjadi Lelaki Seks Lelaki (LSL) di Kota Pekanbaru Tahun 2018. Jenis Penelitian bersifat deskriptif analitik dengan metode kualitatif dengan teknik pengambilan sampel snowball sampling. Jumlah Informan dalam penelitian ini 3 orang Pelaku Lelaki Seks Lelaki (LSL) yang ada di wilayah kota Pekanbaru. I orang Informan Pendukung yaitu Ketua LSM Yayasan Sebaya Lancang Kuning. Hasil Penelitian menunjukkan informan mengetahui tentang berhubungan seksual dengan sesama jenis (LSL), ada satu informan yang keluarganya ataupun keturunan dari pihak ibu nya yang mengalami LSL, para informan tidak mengalami gangguan dalam berinteraksi dengan masyarakat (lingkungan) atau merasa minder,1 orang informan pernah mengalami trauma dan pengalaman seksual, Seluruh informan menyatakan bahwa asal mula mereka lebih mengenal komunitas LSL adalah dari media massa.Diharapkan Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru dan LSM Sebaya Lancang Kuning melakukan penjangkauan terhadap LSL untuk mengurangi penyimpangan perilaku seksual lelaki seks lelaki dan lebih memberikan edukasi dan konseling kepada LSL yang belum terjaring dan yang belum berani melakukan test VCT untuk mengurangi terjadinya penyakit HIV/AIDS di Kota Pekanbaru.

 

Author Biographies

Dami Yanthi, Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

STIKes Hang Tuah Pekanbaru

Yesi Harnani, STIKes Hang Tuah Pekanbaru

Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Syukaisih ., STIKes Hang Tuah Pekanbaru

Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Risa Amalia, STIKes Hang Tuah Pekanbaru

Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

References

Adi, N. (2012). peran harga diri dan pusat pengendalian diri terhadap perilakuk seksual lelaki seks lelaki di jakarta timur.

Boellstorff, T. (2006). Gay dan Lesbian Indonesia serta Gagasan. Antropologi Indonesia, (50), 1–6.

Hendri, M. (2015). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Tingkat Homoseksual Pada Komunitas Gay di Manado. Jurnal E-Biomedik, 3(3), 900–903.

Marching, S. tjen. (2010). Jurnal Gandrung Vol.1 No.2 Desember 2010 131. Jurnal Gender, 1(2), 1–130.

Mastuti, R. E., Winarno, R. D., & Hastuti, L. W. (2012). Pembentukan Identitas Orientasi Seksual Pada Remaja Gay. Prediksi, 1(2), 194. Retrieved from http://journal.unika.ac.id/index.php/pre/article/view/271

Nugroho, A. (2012). Peran Faktor Harga Diri dan Pusat Pengendalian Diri Terhadap Perilaku Seksual Lelaki Seks dengan Lelaki di Jakarta Timur Terpadu-Biologis pada kelompok bahwa LSL dilakukan anal seks tanpa kondom jika ditinjau dengan teori Bandura dalam Social Learning The. Biotek Medisiana Indonesia, 1(1), 21–29.

Nugroho Sigit Cahyo, Siswati, S. H. (1912). Pengambilan Keputusan Menjadi Homoseksual Pada Laki-Laki Usia Dewasa Awal, 1–21.

Prabawati, I., Susanti, A., & Sulistyowati, E. (2003). Persepsi Kaum Lelaki Terhadap Perempuan Sebagai Obyek Seksual Dalam Tayangan Iklan Di Televisi, 1–12.

Rofi, K., Bimbingan, A., Konseling, D., Malang, U. N., Kunci, K., & Transgender, K. (2015). Enam Kontinum Dalam Konseling Transgender Sebagai Alternatif Solusi Untuk Konseli Lgbt. Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling, 1(1), 50–57. Retrieved from http://ojs.unm.ac.id/index.php/JPPK

Rokhmah, Dewi, Nafikadini, Iken, et. all. (2012). Proses sosialisasi laki-laki suka seks dengan laki-laki (lsl) pada kalangan remaja di kabupaten jember. Ikesma, 8(2), 142–153.

Winurini, S. (2016). MEMAKNAI PERILAKU LGBT DI INDONESIA ( TINJAUAN PSIKOLOGI ABNORMAL ). Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI, VIII(5), 9–12.

Yudiyanto. (2016). fenomena lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) di Indonesia serta upaya pencegahannya. Nizham, 5(1), 63–74.

Downloads

Published

2021-01-16

How to Cite

yati, alhidayati, Yanthi, D., Harnani, Y., ., S., & Amalia, R. (2021). Penyimpangan Perilaku Seksual Lelaki Seks Lelaki (LSL) di Kota Pekanbaru Tahun 2018. Avicenna: Jurnal Ilmiah, 15(3), 159–168. https://doi.org/10.36085/avicenna.v15i3.1235
Abstract viewed = 1117 times