PENGETAHUAN DAN PRAKTIK KESEHATAN SEKSUAL DI KALANGAN PELAKU PERKOSAAN DI BENGKULU

Authors

  • Emi Kosvianti Universitas Muhammadiyah Bengkulu

DOI:

https://doi.org/10.36085/avicenna.v16i3.2801

Keywords:

, Pengetahuan, Kesehatan Seksual, Remaja, KTD, IMS

Abstract

Latarbelakang: Perkosaan merupakan salah satu issu penting kesehatan masyarakat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Hal ini antara lain disebabkan karena perkosaan berakibat pada timbulnya berbagai konsekuensi negatif pada kesehatan korban maupun pelaku.  Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa perilaku seksual ini banyak dikaitkan dengan aspek kesehatan fisik seperti kehamilan yang tidak diinginkan dan penyakit menular seksual, disamping outcome kesehatan mental dan sosial. Oleh karena itu, penelitian ini menjadi penting dalam rangka menjelaskan tentang pengetahuan dan praktik kesehatan seksual yang dimiliki pelaku perkosaan, khususnya terkait dengan pengetahuan pubertas, pengetahuan dan praktik pencegahan KTD dan PMS. Metode: Penelitian ini merupakan studi kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Informan adalah 29 pelaku perkosaan yang direkrut dari 3 Lembaga Pemasyarakatan (LP) dan 1 Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) yang ada di wilayah provinsi Bengkulu. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam berdasarkan panduan wawancara. Hasil: Penelitian ini menemukan bahwa informan (pelaku perkosaan berusia kurang dari 18 tahun) memiliki riwayat sebagai seksual aktif sejak usia dini. Informan memiliki pengetahuan yang rendah terkait dengan pubertas, KTD dan PMS. Indikasi rendahnya pengetahuan kesehatan seksual ini antara lain terlihat dari banyaknya mitos seksualitas yang berkembang di kalangan pelaku. Temuan lain juga menunjukkan rendahnya upaya informan untuk melakukan pencegahan KTD dan PMS. Kesimpulan: Secara keseluruhan dari penelitian ini menyimpulkan bahwa secara umum pelaku perkosaan berusia kurang dari 18 tahun memiliki pengetahuan kesehatan seksual rendah yang sejalan dengan praktik kesehatan seksual yang buruk.

 

References

Johnson SA. Sexual Addiction or Rape. J Forensic Res. 2016;07(05):5-7. doi:10.4172/2157-7145.1000353

Glasier A, Gebbie A, Lothian NHS. Family Planning/Contraception. In: International Encyclopedia of Public Health. Vol 3. Second Edi. Elsevier; 2016:92-101. doi:10.1016/B978-0-12-803678-5.00155-7

Kyilleh JM, Tabong PTN, Konlaan BB. Adolescents’ reproductive health knowledge, choices and factors affecting reproductive health choices: A qualitative study in the West Gonja District in Northern region, Ghana. BMC Int Health Hum Rights. 2018;18(1):1-12. doi:10.1186/s12914-018-0147-5

Lubis AU, Ketaren A, Rangkuti RP. Pengetahuan remaja pria dalam mencegah kehamilan di desa Pantai, Sumatera Utara. J Harmon Sos. 2007;1(3):114-121.

Donaldson IA. Sexually transmitted disease surveillance 1979. Br Med J (Clin Res Ed). 1981;282(6264):652. doi:10.1136/bmj.282.6264.652-a

Wiehe SE, Rosenman MB, Aalsma MC, Scanlon ML, Fortenberry JD. Epidemiology of sexually transmitted infections among offenders following arrest or incarceration. Am J Public Health. 2015;105(12):e26-e32. doi:10.2105/AJPH.2015.302852

Robertson JE. Rape among incarcerated men: Sex, coercion and STDs. AIDS Patient Care STDS. 2003;17(8):423-430. doi:10.1089/108729103322277448

Supervie V, Halima Y, Blower S. Assessing the impact of mass rape on the incidence of HIV in conflict-affected countries. AIDS. 2010;24(18):2841-2847. doi:10.1097/QAD.0b013e32833fed78

Marfatia YS, Pandya I, Mehta K. No Condom: past, present and future. Indian J Sex Transm Dis Aids. 2015;36(2):133-139.

Draughon JE. Sexual assault injuries and increased risk of HIV transmission. Adv Emerg Nurs J. 2012;34(1):82-87. doi:10.1097/TME.0b013e3182439e1a

Downloads

Published

2021-12-20

How to Cite

Kosvianti, E. (2021). PENGETAHUAN DAN PRAKTIK KESEHATAN SEKSUAL DI KALANGAN PELAKU PERKOSAAN DI BENGKULU. Avicenna: Jurnal Ilmiah, 16(3), 172–185. https://doi.org/10.36085/avicenna.v16i3.2801
Abstract viewed = 166 times