HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE NARAPIDANA LAKI-LAKI DENGAN KEJADIAN PENYAKIT DERMATITIS DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) KELAS II A PEKANBARU

Authors

  • sherly vermita warlenda STIKes HANG TUAH PEKANBARU

DOI:

https://doi.org/10.36085/avicenna.v16i3.2176

Keywords:

Kata Kunci, Dermatitis, Personal Hygiene Narapidana, Lapas

Abstract

Dermatitis adalah peradangan kulit yang ditandai oleh rasa gatal, dapat berupa penebalan atau bintil kemerahan pada kuit, mengelompok atau tersebar, kadang bersisik, dan berair. Kondisi lingkungan dilapas yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat memengaruhi rendahnya personal hygiene para penghuninya, Survei awal yang telah dilakukan di Lapas Kelas II A Pekanbaru didapatkan bahwasannya penyakit dermatitis menduduki peringkat pertama dari 15 penyakit yang terdapat di LAPAS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan personal hygiene narapidana laki-laki dengan kejadian penyakit dermatitis di Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) Kelas II A Pekanbaru Tahun 2020. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh narapidana laki-laki di Lapas Kelas II A Pekanbaru yang berjumlah 1723 orang. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 156 responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik proportional random sampling. Analisis data secara univariat dan bivariat dengan uji-square. Hasil penelitian yang didapatkan ada hubungan antara kebiasaan mandi dengan nilai p=0,001 dan POR=12,444, penggunaan sabun secara bersama dengan nilai p=0,001 dan POR=21,570, kebersihan pakaian dengan nilai p=0,001 dan POR=5,034, kebersihan handuk dengan dengan nilai p=0,001 dan POR=14,745, kebersihan tangan, kaki dan kuku dengan dengan nilai p=0,001 dan POR=8,533, dan kebersihan tempat tidur dan sprei dengan nilai p=0,001 dan POR=9,638 dengan kejadian dermatitis di Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) Kelas II A Pekanbaru. Disarankan kepada lapas diharapkan sebagai bahan informasi dan masukan untuk meningkatkan sanitasi lingkungan lapas, serta bagi narapidana agar memelihara kebersihan dirinya sebagai upaya mengurangi risiko terkena penyakit  dermatitis.

 

References

DAFTAR PUSTAKA

Alini dan Sinaga, R. (2018). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Dermatitis Atopik Di Puskesmas Bangkinang Kota. Kesehatan Masyarakat, 2(23), 33-42.

Aranoval, M.A. (2015). Kajian Model Hunian Anak yang Berhadapan dengan Hukum. Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.

Dinas Kesehatan Provinsi Riau, (2011). Profil Kesehatan Provinsi Riau 2011.

Erna,. Sakinah,. Marta. (2013). Hubungan Sanitasi Lingkungan dan Personal Hygiene dengan Kejadian Penyakit Skabies pada Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Jambi Tahun 2013. Jurnal No. 2 Vol 2 Desember.

Gafur, A., & Syam, N. (2018). Determinan Kejadian Dermatitis Di Puskesmas Rappokalling Kota Makassar. Kesehatan Masyarakat, 1(1), 21–28.

Harahap, M. 2013. Ilmu Penyakit Kulit. Hipokrates: Jakarta.

Hayana dan Apriani, N. (2017). Hubungan Sanitasi Lingkungan Dan Personal Hygiene Dengan Kejadian Penyakit Skabies Di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II A Pekanbaru Tahun 2017. Kesehatan Masyarakat, 12(2), 2628–2637.

Irianto, K. (2015). Memahami Berbagai Penyakit (satu). Bandung: ALFABETA, cv.

Jasmine, I. Aprilia & Rosida, L & Marlinae, L (2016). Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Tentang Personal Higiene Dengan Perilaku Pencegahan Penularan Skabies Studi Observasional pada Narapidana Anak di Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIA Martapura. Kesehatan Masyarakat, No. 1 Vol 3 April.

Kemenkes RI. 2012. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2011. Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenkes RI: Jakarta.

Laily. Isro’in. Sulistyo. Andarmoyo. (2012). Personal Hygiene. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Maharani, A. (2015). Penyakit Kulit. (Mona, Ed.) (Pertama). Yogyakarta: Pustaka Baru press.

Nafiarti, T,. Ariyanti, T,. Hadi. (2016). Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Kebersihan Genetalia Eksterna di Kelas VII SMP Masehi Kudus. Jurnal Kesehatan dan Kebidanan.

Napitulu, E.A.T. (2015). Over Kapasitas Lapas dan Rutan Jumlah Penghuni dan Masalah Utama. (http://www.hukumpedia.com/erasmus70/over-kapasitas-lapas-dan-rutan-jumlah-penghuni-dan-masalah-utama diakses tanggal 16 Februari 2017).

Notoatmodjo, S. (2012). Metododogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Pasaribu, A.H,. Nurmaini. Santi, N.D. (2013). Hubungan Sanitasi Lingkungan dan Higene Perseorangan dengan Kejadian Skabies di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas. Universitas Sumatera Utara: Fakultas Kesehatan Masyarakat.

Profil Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekanbaru. (2017).

Rejeki, S. (2015). Sanitasi, Hygiene, dan Kesehatan & Keselamatan Kerja (K3) (Pertama: S). Bandung: Penerbit Rekayasa Sains.

Sari, Arum P., & Nangi, Moh G., & Mauliyana, A. (2019) Faktor Risiko Kejadian Penyakit Kulit Pada Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Kota Kendari 2019. kesehatan masyarakat.

S, Rany Sucicha (2017). Hubungan Sanitasi Lingkungan dan Personal Hygiene dengan Penyakit Dermatitis pada Warga Binaan permasyarakatan di Rumah Tahanan Negara Klas IIA Rantauprapat. Universitas Sumatera Utara: Fakultas Kesehatan Masyarakat.

Susilawati, E. (2015). Hubungan Personal Hygiene dengan Kejadian Penyakit Kulit (Jamur) di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Pekanbaru Tahun 2015. Skripsi. STIKes Hang Tuhan Pekanbaru.

Undang-Undang R.I No 2 (1966). Hygiene. Jakarta.

Undang-Undang R.I. (2009). Kesehatan. Jakarta.

Undang-Undang R.I. (1995). Pemasyarakatan. Jakarta.

Wati, N. A. Pasca & Setia, D. Faradilla & Alfanam, A. (2017). Penyebab Meningkatnya Kejadian Dermatitis Di Lembaga Pemasyarakatan ( LAPAS ) Kelas II B Kabupaten Kota baru Kalimantan Selatan. Kesehatan Masyarakat, 2(April), 33–39.

Downloads

Published

2021-12-20

How to Cite

warlenda, sherly vermita. (2021). HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE NARAPIDANA LAKI-LAKI DENGAN KEJADIAN PENYAKIT DERMATITIS DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) KELAS II A PEKANBARU. Avicenna: Jurnal Ilmiah, 16(3), 141–148. https://doi.org/10.36085/avicenna.v16i3.2176
Abstract viewed = 317 times