Skrining dan Edukasi Faktor Penyakit Tidak Menular (Arthritis Gout) di Wilayah UPTD Pelayanan Lanjut Usia Tresna Werdha Provinsi Lampung

Penulis

  • Bella Tania Putri
  • Nurul Aryastuti Universitas Malahayati
  • Ririn Wulandari Universitas Malahayati
  • Agung Aji Perdana Universitas Malahayati
  • Ade Sinta Purnama Universitas Malahayati
  • Cipta Nengsih Universitas Malahayati

DOI:

https://doi.org/10.36085/jams.v4i1.6341

Kata Kunci:

Arthritis gout, Elderly, High Purine Food

Abstrak

Penyakit arthritis gout, juga dikenal sebagai gout, terjadi ketika jumlah asam urat dalam darah melebihi batas normal. Hal ini disebabkan oleh produksi asam urat yang berlebihan dalam tubuh yang tidak seimbang dengan jumlah yang dikeluarkan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan skrining dan edukasi tentang penyakit arthritis gout di UPTD Pelayanan Lanjut Usia Tresna Werdha Provinsi Lampung. Metode penelitian yang digunakan adalah observasi wawancara langsung dengan 30 responden yang dipilih menggunakan teknik accidental sampling. Data yang diperoleh kemudian diolah melalui beberapa tahap, termasuk proses editing, coding, data entry, tabulasi, dan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penderita arthritis gout lebih banyak ditemukan pada pria (60%) daripada wanita (40%). Penyakit ini umumnya lebih sering terjadi pada rentang usia 75-90 tahun, dengan jumlah penderita sebanyak 14 orang (46,7%). Faktor risiko terbesar yang berkontribusi terhadap penyakit ini adalah konsumsi makanan tinggi purin. Temuan ini menunjukkan bahwa arthritis gout lebih umum terjadi pada pria dan pada usia lanjut. Oleh karena itu, penting untuk melakukan skrining dan edukasi tentang penyakit ini, terutama di UPTD Pelayanan Lanjut Usia Tresna Werdha Provinsi Lampung. Upaya pencegahan yang melibatkan pengurangan konsumsi makanan tinggi purin dapat membantu mengurangi risiko terjadinya arthritis gout. Penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang profil penyakit ini di daerah tersebut dan dapat menjadi dasar untuk pengembangan program pencegahan dan pengobatan yang lebih efektif di masa depan

Referensi

Apriani, & Gea, H. P. (2021). Perbedaan Hitung Jumlah Trombosit Darah EDTA Dengan Penundaan Waktu Pemeriksaan. 2(1), 24–32.

Astuti, D., & Maharani, E. A. (2020). Nilai Indeks Trombosit sebagai Kontrol Kualitas Komponen Konsentrat Trombosit. Meditory, 8(4), 85–94.

Khasanah, A. N., & Suyadi. (2014). 2 1,2). 1(1), 17–22.

Kosasih, E.N., dan Kosasih, A.S., 2013. Tafsiran Hasil Pemeriksaan Laboratorium Klinik.Edisi 2. Tangerang: Karisma Publishing Group.

Lippi, G., Von Meyer, A., Cadamuro, J., & Simundic, A. M. (2019). Blood sample quality. Diagnosis, 6(1), 25–31. https://doi.org/10.1515/dx-2018-0018

Maripah, S. (2017). Pengaruh Penundaann Darah K3EDTA Terhadap Jumlah Trombosit Metode Automatic Hematology Analyzer. Unniversitas Muhammadiyah Semarang.

Sari, D. P., & Darmadi, D. (2018). Perbedaan Jumlah Leukosit Darah Edta Diperiksa Segera Dan Ditunda 2 Jam. Klinikal Sains : Jurnal Analis Kesehatan, 6(2), 30–36. http://jurnal.univrab.ac.id/index.php/klinikal/article/view/578

SyahDrajat, 2015. Panduan Menulis Tugas Akhir Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Kencana.

Syuhada, S., Izzuddin, A., & Yudhistira, H. (2021). Perbandingan Trombosit dengan Antikoagulan K2EDTA. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 10(1), 170-176.

Supriyanto, W., & Iswandari, R. (2017). Kecenderungan sivitas akademika dalam memilih sumber referensi untuk penyusunan karya tulis ilmiah di perguruan tinggi. Berkala Ilmu Perpustakaan Dan Informasi, 13(1), 79-86.

Tadesse, H., Desta, K., Kinde, S., Hassen, F., & Gize, A. (2018). Errors in the Hematology Laboratory at St. Paul’s Hospital Millennium Medical College, Addis Ababa, Ethiopia. BMC Research Notes, 11(1), 1–5.https://doi.org/10.1186/s13104-018-3551-y

Tominik, V. I. (2017). Dampak Volume Darah Dalam Tabung K2Edta Dengan Hasil Jumlah Leukosit. Cambridge University Press, 53(9), 1–5.

Utami, A., 2017. Pengaruh Lama Simpan terhadap Jumlah Eritrosit pada Sediaan Whole Blood di Bank Darah RSUD Bendan Pekalongan. Tesis. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan UMS.Semarang.

Vives-Corrons, J.-L., Briggs, C., Simon-Lopez, R., Albarede, S., Salle, B. de la, Flegar-Meartii, Z., Nazor, A., Guyard, A., Lipsic, T., Nagai, Y., Patiu, M., Piqueras, J., Capel, M. J., Blerk, M. Van, Wang, J., & Marzac, C. (2014). Effect of EDTA-anticoagulated whole blood storage on cell morphologhy examination. A need for standardzation. International Journal of Phytoremediation, 20(1), 135–136. https://doi.org/10.1080/13518040701205365

Widyastuti, S. V. (2018). Perbedaan Jumlah Trombosit Darah Yang Segera Diperiksa, Di Tunda 4 Jam Pada Suhu 22°C Dan 28°C. Universitas Muhammadiyah Semarang, 53(9), 1689–1699.

Yaqin, M.A & Arista, D. (2015). Analisis Tahap Pemeriksaan Pra Analitik Sebagai Upaya Peningkatan Mutu Hasil Laboratorium Di Rs. Muji Rahayu Surabaya. Jurnal Sains, 5(10), 1–7.

Tamadita, S. (2020). Pengaruh Ekstrak Buah Kurma (Phoenix dactylifera) Varietas Ajwa Terhadap Peningkatan Jumlah Sel Trombosit Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Kotrimoksazol Sebagai Model Trombositopenia (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Malang).

Xu, et al. (2010). Under-filled blood collection tubes containing K2EDTA as anticoagulant are acceptable for automated complete blood counts, white blood cell differential, and reticulocyte count. International Journal of Laboratory Hematology, 32(5), pp. 491–497. doi: 10.1111/j.1751-553X.2009.01211.x.

Diterbitkan

2024-05-10

Cara Mengutip

Bella Tania Putri, Nurul Aryastuti, Ririn Wulandari, Agung Aji Perdana, Ade Sinta Purnama, & Cipta Nengsih. (2024). Skrining dan Edukasi Faktor Penyakit Tidak Menular (Arthritis Gout) di Wilayah UPTD Pelayanan Lanjut Usia Tresna Werdha Provinsi Lampung. JURNAL ABDIMAS SERAWAI, 4(1), 47–57. https://doi.org/10.36085/jams.v4i1.6341
Abstrak viewed = 42 times