https://jurnal.umb.ac.id/index.php/madia/issue/feedJurnal MADIA (Jurnal Humas dan Media Kontemporer)2025-06-18T16:29:46+08:00Fitria Yulianifitria@umb.ac.idOpen Journal Systems<p><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Jurnal MADIA (Jurnal Humas dan Media Kontemporer) adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu sosial dan ilmu politik dengan ruang lingkup kajian ilmu komunikasi yang fokus mewadahi karya ilmiah hasil penelitian praktisi,mahasiwa/i ilmu komunikasi di dalam Universitas Muhammadiyah Bengkulu, maupun di luar lingkup Universitas Muhammadiyah Bengkulu. Jurnal MADIA (Jurnal Humas dan Media Kontemporer), merupakan jurnal ilmiah dari Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Bengkulu. Jurnal Ilmiah ini diperuntukkan bagi praktisi, praktisi, mahasiswa ilmu komunikasi. Jurnal Jurnal MADIA (Jurnal Humas dan Media Kontemporer) ini terbit dalam 1 tahun 2 kali di bulan Juni dan Desember.</span></span></span></span></p> <p><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Jurnal Ilmiah Terapan : 2775-4316</span></span></span></span></p> <p><img src="https://jurnal.umb.ac.id/public/site/images/sridwifajarini/barqode_madia_1.jpg" alt="" /></p>https://jurnal.umb.ac.id/index.php/madia/article/view/8373KOMUNIKASI NONVERBAL SEBAGAI STRATEGI PENYELESAIAN KONFLIK KELUARGA DALAM FILM NANTI KITA CERITA TENTANG HARI INI2025-06-03T14:45:55+08:00Safvira Yoan Eka Putrisafvirafira8@gmail.comFitria Yulianifitria@umb.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap komunikasi nonverbal antara Aurora dan ayahnya sebagai cerminan konflik dalam hubungan orang tua-anak. Fokus utama penelitian adalah memahami bagaimana perbedaan nilai dan pandangan hidup antar generasi memengaruhi interaksi emosional dalam keluarga. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif terhadap film sebagai studi kasus,dengan pendekatan fokus pada komunikasi nonverbal sebagai media utama penyampaian emosi yang sulit diungkapkan secara verbal. Pengamatan mendalam terhadap simbol-simbol nonverbal seperti<br>ekspresi wajah, gestur, dan tindakan fisik seperti pelukan dianalisis<br>untuk menggali makna emosional yang tersembunyi di balik dialog yang terbatas. Hasil penelitian menunjukkan adanya jarak emosional yang signifikan antara Aurora dan ayahnya, yang disebabkan oleh dominasi nilai pragmatis dan kontrol dari pihak ayah serta kebutuhan pengakuan emosional dari Aurora. Ketimpangan ini menciptakan ketegangan dan keterasingan yang diperparah oleh kurangnya komunikasi terbuka dan empati antar generasi. Meskipun terdapat momen rekonsiliasi melalui komunikasi nonverbal, penelitian menegaskan bahwa penyembuhan hubungan keluarga memerlukan komitmen berkelanjutan untuk membangun dialog yang terbuka, setara, dan penuh empati. Temuan ini menyoroti pentingnya pola komunikasi yang menghargai perasaan anak dan menciptakan ruang bagi dialog emosional guna menghadapi dinamika perubahan nilai dalam keluarga.</p> <p> </p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: Komunikasi Nonverbal, Konflik Keluarga, Film NKCHT</p>2025-06-18T00:00:00+08:00Copyright (c) 2025 Jurnal MADIA (Jurnal Humas dan Media Kontemporer)https://jurnal.umb.ac.id/index.php/madia/article/view/8372REPRESENTASI SOLIDARITAS DALAM RELASI SOSIAL DI LINGKUNGAN PENJARA DALAM FILM MIRACLE IN CELL NO.7 VERSI INDONESIA 2025-06-03T14:42:25+08:00Desinta Sasi Kiranasasikiranadesinta8@gmail.comFitria Yulianifitria@umb.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana film Miracle in Cell No.7 versi Indonesia menggambarkan solidaritas sebagai inti dari hubungan sosial di lingkungan penjara yang kerap diasosiasikan dengan kekerasan dan dehumanisasi. Metode yang digunakan adalah analisis kualitatif terhadap narasi dan karakter dalam film untuk mengidentifikasi bentuk solidaritas yang muncul serta nilai-nilai kemanusiaan yang terkandung di dalamnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa solidaritas dalam film tersebut bukan sekadar interaksi sosial biasa, melainkan ikatan emosional dan moral yang menjadi sumber kekuatan dan harapan bagi para narapidana. Kedermawanan dalam situasi kekurangan, keberadaan anak kecil yang menghadirkan kehangatan, serta kasih sayang keluarga antara Dodo dan anaknya menggambarkan bahwa cinta dan kepedulian sosial mampu mengatasi batasan fisik dan status sosial. Solidaritas juga diwujudkan melalui saling tolong-menolong yang penuh keberanian dan empati dalam menghadapi situasi paling sulit, termasuk eksekusi Dodo. Film ini memperkuat nilai budaya Indonesia seperti gotong royong dan kepedulian sosial sebagai penangkal dehumanisasi bahkan dalam kondisi yang paling mengekang sekalipun. </p> <p> </p> <p><strong>Kata kunci:</strong> Representasi Solidaritas Relasi Sosial</p>2025-06-18T00:00:00+08:00Copyright (c) 2025 Jurnal MADIA (Jurnal Humas dan Media Kontemporer)