Pemanfaatan Hewan Reptilia Sebagai Obat Tradisional Oleh Masyarakat Desa Taman Bogo Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur
DOI:
https://doi.org/10.36085/sa.v1i1.2791Abstract
Kegiatan dalam bidang pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat akan jaminan keamanan dan kesehatan sehubungan dengan potensi perpindahan penyakit dari satwa ke tubuh manusia (Zoonosis), selian itu juga untuk mengetahui jenis-jenis hewan Reptilia apasaja yang dimanfaatkan sebagai obat oleh masyarakat di desa Taman Bogo Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur Propinsi Lampung yang telah dilakukan pada bulan Juli sampai Agustus 2019. Pelaksanaan pengabdian ini terlebih dahulu melakukan survei lansung ke desa tempat lokasi dan teknik pengambilan data dilakukan melalui wawancara serta dokumentasi lansung dilapangan. Wawancara dilakukan guna untuk mencari data dan informasi hewan yang dimanfaatkan sebagai obat. Cara kerja dilapangan yaitu pengambilan sampel jenis-jenis hewan dan untuk membantu identifikasi secara ilmiah berpedoman dengan beberapa buku acuan yang sesuai dengan hewan kelas Reptilia yang di manfaatkan oleh penduduk setempat. Dari hasil kegiatan yang dilakukan dengan mewawancarai 11 responden terdapat beberapa spesies hewan reptilia yang sering digunakan sebagai obat masyarakat Desa Taman Bogo Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur ada 5 spesies yang dimanfaatkan sebagai hewan obat diantaranya adalah Ular Sanca Kembang (Python reticulatus), Biawak (Varanus indicus), Cicak kayu (Hemidactylus frenatus) Tokek berbintik (Gekkok monarchus), Dan Bengkarung (Eutropis rudis). Hewan obat tersebut biasa digunakan untuk mengobati berbagai jenis penyakit diantaranya sebagai obat luka, obat ambayen, sesak nafas, sakit pinggang, obat gatal-gatal, obat alergi dan lain-lain, bagian tubuh yang umum digunakan adalah daging, hati, otak, lidah dan seluruh tubuh.
Kata kunci: Hewan obat, Kabupaten Lampung Timur, ReptiliaReferences
Anton Ario, 2010. Mengenal satwa taman nasional gunung gede pangrango. Conservation internasional Indonesia : Jakarta.
Boror D. J., Charles A. Triplehorn, dan Norman F. Johnson. 1992. Pengenalan pelajaran serangga. Gaja Mada University Press: Yogyakarta.
Deny anjelius iyai, dan Freddy pattiselanno. 2006. Diversitas dan ekologi biawak (varanus indicus) di pulau Pepaya taman nasional teluk cenderawasih, irian jaya barat. Jurnal Biodeversitas 7(2): 181-186.
Hendri Wasito. 2011. Obat Tradisional Kekayaan Indonesia. Graha Ilmu: Yogyakarta.
Jati Batoro, Dede Setiadi, Tatik Chikmawati dan Y. Purwanto. 2012. Pengetahuan Fauna (Etnozoologi) Masyarakat Tengger di Bromo Tengger Semeru Jawa Timur, Biologi FMIPA IPB.
Kevin origia, Wilson novarino, dan Djong .H. Tjong. 2012. Jenis-jenis kadal (Sub -ordo Sauria) di hutan harapan Jambi. Biologi Universitas Andala 1(1): 86-92.
Mukayat .D. Brotowidjoyo. 1989. Zoology dasar. Erlangga:Jakarta.
Rivi Hamdani, Djong Hon Tjong dan Henny Herwina. 2012. Potensi Herpetofauna Dalam Pengobatan Tradisional di Sumatera Barat. Jurnal Biologi Universitas Andalas 2 (2): 116-117.
Rikky firmansya. 2012. Mengenal reptil. Media persada: Jakarta.
Situngkir, S. 2009. Perdagangan dan Pemanfaatan Ular Secara Tradisional di Wilayah Bogor.(Skripsi). Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Yohanes Ae Putra, Masy’ud Burhanudin dan Ulfah Maria. 2008. Keanekaragaman satwa berhasiat obat di taman nasional betung kerihun, kalimantan barat indonesia. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, IPB, Kampus Darmaga, Bogor.