MAKNA DAN FUNGSI SARAFAL ANAM DALAM ACARA PERNIKAHAN SUKU LEMBAK DI KELURAHAN PAGAR DEWA KECAMATAN SELEBAR KOTA BENGKULU

Authors

  • Jelita Zakaria Universitas Muhammadiyah Bengkulu
  • St. Asiyah

Abstract

ABSTRAK

 

Manusia merupakan makhluk yang berbudaya.Melalui akalnya manusia dapat mengembangkan kebudayaan. Begitu juga manusia hidup dan tergantung pada kebudayaan sebagai hasil ciptaannya. Olek karena itu kebudayaan mempunyai fungsi yang besar bagi manusia dan masyarakat. Suku Lembak adalah salah satu suku yang ada di Provinsi Bengkulu.Masyarakat Suku Lembak kaya dengan budaya dan sastra lisan. Seni pertunjukan Sarafal Anam merupakan salah satu budaya masyarakat Lembak yang masih hidup di tengah-tengah masyarakat Lembak.Perlu diketahui bahwa budaya pertunjukan Sarafal Anam yang dimiliki oleh masyarakat suku Lembak khususnya di Kelurahan Pagar Dewa Kecamatan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penulis simpulkan bahwa pertunjukan seni Sarafal Anam bagi masyarakat suku Lembak pada acara pernikahan di kelurahan Pagar Dewa Kota Bengkulu memiliki makna solidaritas, kebersamaan, dan hiburan sebagai pelengkap kegembiraan terwujudnya pernikahan anak dalam suatu keluarga. Melalui seni pertunjukan Sarafal Anam nilai budaya yag terkait dengan solidaritas dan kebersamaan akan selalu terpupuk dengan baik. Khusus bagi pemyelenggara, pelaksanaan pertunjukan seni Sarafal Anam yang mereka selenggarakan adalah secara tidak lansung untuk memberitahukan kepada masyarakat lingkungan bahwa anak yang akan menikah adalah bujang dan gadis. Pertunjukan seni Sarafal Anam pada acara pernikahan masyarakat suku lembak di Kelurahan Pagar Dewa Kota Bengkulu juga memiliki beberapa fungsi, yaitu (1) sebagai hiburan, (2) fungsi pendidikan, (3) fungsi penebal emosi keagamaan, (4) fungsi estetis. Fungsi tersebut melekat pada unsur pokok dalam proses penyelenggaraan Sarafal Anam, yaitu pemeran, penyelenggara dan penonton.

References

DAFTAR PUSTAKA

Anwar. 2006. Makna Sastra Lisan. Surabaya: Usaha Nasional.

Atmazaki. 1993. Analisis Sajak Teori Metodologi dan Aplikasi. Bandung: Angkasa.

Danandjaja. 2002. Fungsi-Fungsi Sastra Lisan. Jakarta: Pustaka Utama Raya.

Djajasudarma. T. Fatimah. 1993. Semantik 1 Ke Arah Ilmu Makna. Bandung: Eresco.

Djojosuroto. Kinayati. dkk. 2000. Prinsip- Prinsip Dasar Penelitian Bahasa dan Sastra Bandung: Nuansa.

Endraswara, Suwardi. 2003. Makna Sastra Lisan. Bandung: Angkasa.

Gunarwan, Asim. 2007. Pragmatik Teori Kajian Nusantara. Jakarta. Universitas Atma Jaya.

Hadiati, Diah Nur. 2016. Bentuk, Fungsi, dan Makna Upacara Ritual Daur Hidup Manusia pada Masyarakat Sunda. ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga.

Hamidin, Muhammad. Bentuk, Fungsi, dan Makna Mantra Ritual Upacara Kesambu Masyarakat Muna Kecamatan Katobu Kabupaten Muna. Jurnal Bastra. Volume 1, Nomor 2. 2016.

Hestiyana. Fungsi dan Makna Sastra Lisan Banjar Mahalabiu. Jurnal Bebasan Volume 1. Nomor 1. 2014.

Jauhari, Heri. Makna dan Fungsi Upacara Adat Nyangku Bagi Masyarakat Panjalu. Jurnal Al-Tsaqafa Vol. 15, No. 02 Desember 2018 hlm. 197-210.

Kartika, Dewi. Bentuk, Makna dan Fungsi Kuda Lumping Turonggo Tri Budoyo di Desa Kaligono Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo. Jurnal. Volume 4. Nomor 1. 2014.

Karyawanto, Harpang Yudha. Fungsi dan Makna Seni Jemblung Murtadho dari Jawa Timur. Jurnal Budaya Nusantara. Volume 1. Nomor 1. 2017.

Koentjaraningrat. 2002. Pengantar Antopologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Kosasih, E. 2006. Ketatabahasaan dan Kesustraan. Bandung: Yama Widya.

Setiadi. Elly M dkk. 2012. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta: Kencana.

Sorayah, Yayan.Fungsi dan Makna Mantra TandurDi Desa Karangnunggal Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur. Jurnal Bahtera.Volume 2.Nomor 2.2014.

Moleong, J Lexy. 2009. Metodologi Penelitian Deskriptif. Bandung: Remaja Rosdakary

Tarigan. Henry. Guntur. 1988. Pengajaran Semantik. Bandung: Angkasa.

Turaeni, Ni Nyoman Tanjung. Bentuk, Fungsi, dan Makna Tradisi Lisan Mabebasan dalam Upacara Keagamaan di Jawa Timur. Jurnal Metasastra Vol. 4 No. 2 Desember 2011 hlm. 171-180.

Downloads

Published

2019-12-31
Abstract viewed = 912 times