KAJIAN STRUKTURAL-SEMIOTIK NOVEL ORANG MISKIN DILARANG SEKOLAH KARYA WIWID PRASETYO

Authors

  • Ajat - Manjato Universitas Muhammadiyah Bengkulu
  • Ade Bayu Saputra

Abstract

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsian   wujud  unsur-unsur intrinsik dalam novel Orang Miskin Dilarang Sekolah karya Wiwid  Prasetyo dan hubungan antara tanda dan acuannya yang berupa ikon, indeks, simbol novel Orang Miskin Dilarang Sekolah karya Wiwid  Prasetyo.   Penelitian ini menggunakan  metode  metode  deskriptif analisis, yang dilakukan dengan cara pendeskripsian fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis. Langkah kerja yang dilakukan peneliti untuk menganalisis data berupa unsur-unsur pada struktur novel Orang Miskin Dilarang Sekolah karya Wiwid Prasetyo ini dengan memperhatikan  sistem  penandaan  yang  terdapat  pada  teks.  Dalam  proses   interpretasi struktur intrinsik penulis menggunakan instrumen pembantu berupa tabel. Sedangkan pengumpulan  data  mengenai  penandaan  dalam  novel  peneliti  menggunakan  instrumen berupa daftar cuplikan tanda semiotik dan tabel pembantu proses interpretasi penandaan. Hasil   penelitian   ini   menunjukkan   bahwa   novel    Orang   Miskin   Dilarang   Sekolah mempunyai  alur  maju  dengan  lima  tahapan penceritaan. Tokoh utama dalam cerita ini adalah Faisal, sedangkan tokoh-tokoh tambahan adalah Pambudi, Pepeng, Yudi, Yok Bek, Pak Cokro, dan Mat Karmin. Cerita ini mengambil latar tempat di area Gedong Sapi, rumah mewah Yok Bek, rumah Pambudi, Yudi dan Pepeng, dan SD Kartini. Latar waktu dalam cerita ini terjadi saat musim layang-layang, siang hari. Sedangkan  waktu penceritaannya adalah kurang lebih selama 1 tahun tahun. Latar sosial dalam novel ini adalah kebiasaan anak-anak  Kampung  Genteng  ketika  musim  layang-layang,   dan  novel ini juga dilatari adanya bentuk perbedaan kelas sosial. Wujud penandaan semiotik yang  terdapat   dalam novel  Orang  Miskin  Dilarang  Sekolah  meliputi  tanda  ikon,  indeks,  dan  simbol.  Di antara tanda  tersebut  yang paling dominan  digunakan  adalah tanda simbol  yang terdiri dari (32) kutipan, tanda ikon terdiri dari (25) kutipan,  dan tanda indeks terdiri dari (17) kutipan.  Penggunaan  tanda  semiotik  ini  memiliki  peranan  penting  dalam  mendukung makna keseluruhan yang sudah tersirat melalui analisis unsur-unsur intrinsik.

 

Kata kunci:  Kajian Struktural-Semiotik,  Novel  Orang  Miskin  Dilarang  Sekolah, Wiwid Prasetyo

Author Biography

Ajat - Manjato, Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Dosen Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UMB

References

DAFTAR PUSTAKA

Aminudin. 1990. Sekitar Masalah Sastra. Bandung : Angkasa.

Aminudin. 2010. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Fananie, Zainuddin. 2002. Telaah Sastra. Surakarta: Muhammadiyah University

Press.

Fananie, Zainudin. 2008. Semiotik dan Penerapannya Dalam Karya Sastra. Surakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

Kosasih, E. 2003. Kompetensi Ketatabahasaan dan Kesusastraan. Bandung: Yrama Widya. Meleong, Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah

Mada.University Press.

Pradopo, Rachmat Djoko. 2010. Beberapa Teori Sastra, Metode, Kritik, dan

Penerapannya.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Pradopo, Rachmat Djoko. 2007. Prinsip-Prinsip Kritik Sastra. Yogyakarta: Gadjah

Mada.University Press.

Prasetyo, Wiwid. 2011. Orang Miskin Dilarang Sekolah. Bandung: Diva Press.

Ratna, Nyoman Kutha. 2009. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian. Denpasar: Pustaka Pelajar.

Semi, M. Atar. 1988. Anatomi Sastra. Bandung: Angkasa.

Suroto. 1990. Apresiasi Satra Indonesia. Jakarta: Gelora Aksara Pratama. Sukada, Made.

Pembinaan Kritik Sastra Indonesia. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 2011. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.

Downloads

Published

2020-06-30
Abstract viewed = 254 times